Botox kerap digunakan untuk mencegah tanda-tanda penuaan seperti keriput di wajah. Tapi ternyata perawatan ini bisa menyebabkan kelumpuhan emosi seseorang.
Para pengguna botox seharusnya merasa prihatin, karena suntikan yang diberikan bisa melumpuhkan otot-otot wajah sehingga mengurangi kemampuan seseorang untuk menunjukkan emosinya.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang disuntik dengan botox kemungkinan berakhir dengan kadar emosi yang kurang kuat, terutama di tempat-tempat dimana suntikan tersebut diberikan.
Peneliti dari Barnard College di New York City menemukan bahwa ekspresi wajah berperan dalam hal bagaimana emosi seseorang berkembang, dan tidak hanya berfungsi untuk memperlihatkan sesuatu seperti suasana hati pada orang lain saja.
Hasil penelitian ini menunjukkan ekspresi wajah seseorang bisa mempengaruhi pengalaman emosionalnya melalui cara seperti umpan balik. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa botox adalah sebuah racun yang tidak hanya melemahkan atau melumpuhkan otot, tapi juga menghilangkan emosi nyata dari orang tersebut.
"Dalam artian yang lebih besar, hal ini bisa memberikan kepercayaan umum seperti 'Palsukan sampai kamu berhasil'," ujar rekan penulis Joshua Davis, profesor psikolog dari Barnard College, seperti dikutip dari Health24, Senin (21/6/2010).
Prof Davis menambahkan dengan munculnya botox, seseorang bisa memberikan respons yang normal terhadap suatu peristuwa yang seharusnya memberikan emosional tinggi, misalnya sebuah adegan di film sedih.
Selain itu, kelumpuhan otot ini juga berkaitan dengan ekspresi dan perintah motorik untuk membuat ekspresi. Studi ini diterbitkan dalam edisi Juni dari jurnal Emotion.
"Seseorang akan memiliki gerakan yang kurang pada otot-otot wajah yang telah disuntikkan, sehingga umpan balik ke otak mengenai ekspresi wajah juga berkurang," ungkap Prof Davis.